PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBUDAYA BERSAMA ETNOMATEMATIKA
Perkuliahan Etnomatematika yang diselenggarakan dengan keadaan yang berbeda seperti biasanya. Pertemuan diselenggarakan Senin, 22 November 2021 dimulai pukul 19.30 WIB dengan menghadirkan pembicara seorang alumni dan juga dosen Jurusan Pendidikan Matematika bergelar S3 yaitu Dr. Niken Wahyu Utami, M.Pd. Pembahasan tentang etnomatematika dalam pembelajaran. Sebelum masuk ke topik pembahasan, saya menemukan hal yang menarik dan baru mendengarnya yaitu “scopus”. Apa itu scopus? Saya langsung mencoba untuk mencari refrensi dari salah satu sumber yang membahas tentang scopus.
Scopus merupakan salah satu pusat data atau sering disebut database sitasi atau literatur ilmiah yang dimiliki oleh penerbit terkemuka dunia, Elsevier. Scopus mulai diperkenalkan ke masyarakat luas pada tahun 2004. Scopus biasanya bersaing ketat dengan Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters yang juga menjadi pusat data terbesar di dunia. Meski WOS lebih dulu terbit dibandingkan Scopus, namun kenyataannya Scopus lebih banyak diminati dan menyediakan lebih banyak jurnal (20% lebih banyak) jika dibandingkan dengan WOS. Selain Scopus, database lain yang memiliki banyak data yaitu Sciencedirect. Diketahui, database tersebut juga diterbitkan oleh Elsevier. Sumber ini berasal dari https://www.duniadosen.com/apa-itu-scopus/.
Berhubungan dengan jurnal, pasti akan muncul kata “sitasi”. Sitasi merupakan sinonim dari “kutipan” yang mendefinisikan sebagai kegiatan mengambil satu atau beberapa kalimat dari karya tulis orang lain. Perlu diingat kembali bahwa melakukan Sitasi merupakan hal penting dalam penulisan karya ilmiah, dengan sitasi penulis menunjukkan kepada pembaca adanya tulisan pada karya ilmiah kita yang bersumber dari karya ilmiah orang lain. Sumber ini berasal dari https://www.researchgate.net/profile/Nahrun-Hartono
Dr. Niken Wahyu Utami, M.Pd. memberikan penjelasan dari pendapat (Ember & Ember, 199) tentang budaya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat umum dalam masyarakat. Jadi disini saya mendapatkan kesimpulan bahwa budaya itu tercipta karena kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun lalu menjadi suatu ciri atau tradisi/budaya khas dari masyarakat. Namun akan ada yang namanya akulturasi budaya sehingga mengakibatkan budaya dalam masyarakat akan bersifat dinamis, hidup, atau berkembang (Goldberg, 1997). Peradapan yang semakin berkemabng, pengaruh budaya lain yang masuk dalam suatu budaya, keyakinan agama, dll merupakan beberapa faktor pengikis budaya, pendorong perubahan,dan akulturasi budaya yang ada dalam masyarakat.
Budaya pembelajaran etnomatematika itu ada yang berwujud dan tidak berwujud, seperti halnya aktivitas, benda-benda termasuk budaya yang berwujud dapat diamati. Ide gagasan tidak berwujud namun bisa dirasakan melalui bentuk aktivitasnya. Selanjutnya, pada perkuliahan mala mini saya menemukan beberapa ilmu tambahan tentang definisi dari Ilmu yang dijelaskan secara singkat oleh pak Heru Sukoco. Ilmu itu ada dua, empiris dan testimoni. Ilmu empiris merupakan ilmu yang didapatkan dari penjelasan, pendapat, atau sumber lainnya. Sedang ilmu testimoni merupkan ilmu yang didapatkan dari hasil mengalaminya, dirasakan, atau menyimpulkannya sendiri.
Komentar
Posting Komentar
Terimaksih atas pendapat pembaca, semoga bisa menjadi perbaikan diri menjadi lebih baik.