Pembelajaran Sekarang Harus Inovatif
Pembelajaran Inovatif
Dunia pendidikan mulai melakukan beberapa tindakan inovatif dalam pengembangan pembelajaran untuk belajar. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered, artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengonstruksi atau memahami pengetahuan secara mandiri (self directed) dan menerapkan pendekatan oleh teman sebaya (peer mediated instruction). Beberapa metode pembelajaran yang inovatif yang dilakukan karena adanya pandemi yang disebabkan oleh virus covid-19 terjadi di Indonesia yang mengharuskan setiap intansi pendidikan melakukan gerakan inovatif untuk membuat suatu pembelajaran menjadi mudah dipahami oleh peserta didik, ada beberapa contoh inovatif pembelajaran yang bisa dilaksanakan saat pandemi maupun setelahnya. Sebagai contoh seperti berikut ini,
E-Learning
Pembelajaran yang
disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga
mampu mendukung proses pembelajaran seperti saat pandemi sekarang ini yang
sedang terjadi di dunia khususnya Indonesia. E-Learning adalah suatu sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar.
Fliped Classroom
Pembelajaran yang
dilaksanakan dengan model peserta didik sebelum belajar di kelas mempelajari
dahulu materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran ini juga
digunakan oleh guru ketika ada siswa yang tidak hadir di kelas karena sesuatu
hal. Guru bisa membuat video apa yang diajarkannya dan diberikan kepada yang
tidak masuk kelas tersebut. Guru sebelum membahas materi yang akan di ajarkan
memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa untuk mempelajari materi yang ada
dalam media pembelajaran. Model belajar seperti ini membuat siswa dituntut
untuk lebih mandiri karena mereka mempelajari bahan terlebih dahulu sebelum ada
pertemuan di kelas. Model ini juga membuat siswa lebih aktif karena
dorongan keingintahuan mereka juga lebih tinggi. Model ini juga cocok sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Era Industri 4.0. Perubahan
model belajar ini tentu membutuhkan pelatihan dan kesiapan guru, tenaga
kependidikan, dan para pejabat pendidikan dalam merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran dan media pembelajaran yang compatible dengan
perkembangan teknologi saat ini.
Blended Learning
Penggunaan
internet dalam belajar atau biasa disebut dengan E-Learning semakin banyak
digunakan dalam PMB. Namun bagi beberapa pelajar masih tetap membutuhkan
pertemuan tatap muka di kelas untuk membahas dan melengkapi proses belajar yang
sudah dilalui melalui internet. Hal tersebut yang disebut dengan Blended Learning.
Pengertian dari Blended Learning adalah metode pembelajaran dimana proses belajar
tatap muka berpadu dengan proses e-learning.
Collaborative Learning
Suatu model
pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan
membentuk siswa dalam satu kelompok untuk bekerja sama memecahkan masalah dalam
mencapai tujuan pembelajaran dengan kecakapan yang bervaiasi serta para siswa
mampu mengaktualisasikan pemikirannya. Model pembelajaran kolaboratif dipandang
sebagai proses membangun dan mempertahankan konsepsi yang sama tentang suatu
masalah. Collaborative Learning dapat merangsang kreatifitas siswa,
mengembangkan sikap, memperluas wawasan siswa, menanamkan kerjasama dan
toleransi terhadap pendapat orang lain, mendorong siswa saling belajar dalam
kerja kelompok, dan membiasakan koreksi diri atas kesalahannya.
Cooperative Learning
Pembelajaran
kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
mengemukakan dua alasan pentingnya pembelajaran kelompok digunakan dalam
pendidikan, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Model dari pembelajaran kelompok atau (Cooperative Learning) seperti: Student
Teams Achievement Divisions (STAD), Number
Heads Together (NHT), Jigsaw, Team
Games Tournament (TGT), Assisted Individualization (AI), Learning Together, Group Investigation (GI).
Individual Learning
Strategi
pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan,
kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh
kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana
mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Pada strategi pembelajaran
individual ini siswa dituntut dapat belajar secara mandiri, tanpa adanya kerjasama
dengan orang lain. Sisi positif penggunaan strategi ini adalah terbangunya rasa
percaya diri siswa, siswa menjadi mandiri dalam melaksanakan pembelajaran,
siswa tidak memiliki ketergantungan pada orang lain. Namun di sisi lain
terdapat kelemahan strategi pembelajaran ini, diantaranya jika siswa menemukan
kendala dalam pembelajaran, minat dan perhatian siswa justru dikhawatirkan
berkurang karena kurangnya komunikasi belajar antar siswa, sementara enggan
beratanya kepada guru, tidak membiasakan siswa bekerjasama dalam sebuah team.
Differentiated Instruction
Suatu proses yang
dilalui dimana guru meningkatkan pembelajaran dengan cara menyesuaikan
karakteristik siswa untuk instruksi dan penilaian. cara untuk menyesuaikan
instruksi kepada kebutuhan siswa dengan tujuan memaksimalkan potensi
masing-masing pembelajar dalam lingkup yang diberikan. Ada beberapa cara dalam
membuat DI diantaranya adalah yang dikemukakan Good (dalam Butler, 2008) yaitu
dengan menggunakan (1) Teacher Based Method, yaitu berdasarkan kurikulum, isi,
proses, dan produk. (2) Student Based Method, yaitu berdasarkan kesiapan
belajar, minat dan gaya belajar siswa. Metode yang berbasis guru menjadikan
kurikulum sebagai salah satu faktor untuk membuat DI kedalam tiga komponen,
yaitu isi, proses dan produk.
Masih banyak lagi pembelajaran-pembelajaran yang inovatif seperti menggunakan konsep pemecahan masalah, penerapan kontekstual, proyek, dan lain sebagainnya yang menuntun siswa untuk lebih mandiri dalam mencari pengetahuannya dan membangun pemahamannya sesuai dengan apa yang didapatkan dalam proses belajar.
Komentar
Posting Komentar
Terimaksih atas pendapat pembaca, semoga bisa menjadi perbaikan diri menjadi lebih baik.