Narasi dari Sebuah Filsafat Bagian 1
Kehidupan manusia adalah metafisik, dimana setelah yang ada masih ada yang ada lagi. Siklusnya tidak akan selesai. Kesempurnaan manusia itu sebenarnya tidak sempurna. Bisa dikatakan manusia itu sempurna didalam ketidak sempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan. Awal dari segala macam kegiatan sifat manusia dinamakan fatal dan vital. Dalam keduanya memiliki dunianya masing-masing. Fatal itu yang terpilih, dengan kata lain sebuah takdir. Memiliki sifat yang tetap dan idealism, absolustism, spiritualism. Fatal merupakan suatu kejadian kuasa Tuhan sebab dari segala sebab. Fatal memiliki definisi atau ketetapan awal atau asumsi, bisa berjalan secara logika (logicism), cohorentism yang bermakna berlaku untuk keseluruhan.
Dunia satunya yaitu Vital yang memiliki arti memilih seperti sebuah harapan atau impian. Bersifat berubah-ubah dan realism menyesuaikan keadaan. Memberikan sebuah contoh atau presepsi. Dunia Vital berjalan secara hokum alam, coreespondentialism, sintetik, bayangan. Metafisik adalah sifat dibalik sifat, sifat mendahului sifat, sifat mengikuti sifat, dan sifat mempunyai sifat yang merupakan sebaik-baiknya manusia. Jika salah satu dari vital dan fatal maka sudah tidak ada lagi kehidupan di dalamnya. Dalam realita, tidak ada A=A, hal tersebut hanya ada di pikiran (berlaku pula untuk matematika). Bentuk dari komprominya adalah A = A+1. Jika kanan benar iya salah iya, begitu pula juga di kiri.
Sceptism (Rene des Cartes) adalah seorang yang berpikir dan menemukan sesuatu yang logis. Sesorang ini tidak bisa membedakan apakah mimpi atau kenyataan, sehingga mencari kepastian hingga meragukan keberadaan Tuhan. Orang berpikir seperti itu karena hal yang dilakukan dalam mimpi juga bisa ia lakukan didunia nyata atau kenyataan. Sampai ia menemukan sebuah perbedaan dari mimpi dan kenyataan, yaitu berpikir → bertemu Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku ada). Sebenar-benar ilmu menurut des Cartes haruslah berdasarkan rasio (pikiran), jika tidak maka tidak ada ilmu
Pada zaman modern pada filsafat dimulai dari mulainya pertempuran pendapat de Cartes dan Devid Hume. Hingga muncul seorang tokoh bernama Immanuel Kant (1671) yang menjadi juru tengah antara perdebatan De Cartes dan Devid Hume. Ia menggabungkan keduanya, pada pemahaman de Cartes yang benar adalah ilmu harus bersifat A Priori dan pada pemahaman Devid Hume yang benar ilmu itu adalah sintetik. Sehingga sebenar-benar ilmu menurut Immanuel Kant adalah perkawinan antara langit (A Priori) dan bumi (sintetik). Tertulis pada bukunya berjudul “The Critic of Worrism”. Setelah itu, muncul tokoh bernama Alguste Compte (1857) yang mengatakan bahwa perkelahian de Cartes dan Devid Hume tidak ada gunanya yang tertulis di buku “Positivism”. Ia meletakkan spiritual/agama paling bawah (menganggap agama tidak logis dan tidak bisa membangun dunia), kemudian metafisik dan paling atas metode positif.
Struktur dunia sekarang berubah menjadi (urutan dari bawah): archaic (manusia batu), tribal (pedalaman), traditional, feudal, modern, pos modern. Struktur tersebut dinamakan POWER NOW atau CONTEMPORER yang didukung oleh capitalism, materialsm, pragmatism, utilitiarian, liberalism. Struktur contemporer ini ditentang oleh gerakan Trumpism yang tidak mengakui perjanjian dunia, asia pasifik, FDO, dan sebagainya.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ&t=24
Komentar
Posting Komentar
Terimaksih atas pendapat pembaca, semoga bisa menjadi perbaikan diri menjadi lebih baik.